MODUL PENGENALAN SISTEM IRIGASI


Bimbingan Teknik Pengembangan Tata Guna Air  Dalam Rangka Pelatihan Teknis Instruktur PTGA

 KATA PENGANTAR

 

Ungkapan puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyelenggara NSPK untuk Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) dapat menyelesaikan penyusunan modul ini dengan baik. Modul ini berisi pentingnya seorang Calon Instruktur PTGA memiliki pemahaman dan kemampuan untuk melakukan bimbingan dalam kegiatan PTGA. Berbeda dengan Direktorat yang menangani pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan irigasi, peran Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan lebih berperan dalam penyiapan perangkat lunak / NSPK dan pembinaan penyelenggaraan Operasi dan Pemeliharaan. Dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur publik dimaksud dilakukan melalui dua hal, pembentukan iklim yang kondusif bagi investasi, dan penyiapan kapasitas dan kompetensi berbagai komponen dalam industri konstruksi untuk melaksanakan pembangunan tersebut. Hal tersebut telah kita ketahui semua bahwa tuntutan publik atas layanan infrastruktur meningkat lebih cepat dibanding kemampuan pemerintah menyediakan dana, sehingga untuk infrastruktur publik perlu dibiayai melalui investasi swasta dengan pengaturan yang memadai, dimana motivasi swasta berinvestasi sangat dipengaruhi oleh iklim berinvestasi yang kondusif baik dukungan keamanan investasi dan pengembaliannya. 

Pembuatan Modul ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap Calon Instruktur Pengembangan Tata Guna Air (PTGA) di bidang pengelolaan irigasi, agar memiliki kompetensi dasar dalam memahami dan mengetahui teknik dan tata melakukan bimbingan teknik dalam rangka pengelolaan irigasi.

Kami menyadari bahwa modul ini masih ada kekurangan dan kelemahannya, baik pada isi, bahasa, maupun penyajiannya. Kami sangat mengharapkan adanya tanggapan berupa kritik dan saran guna penyempurnaan modul ini. Semoga modul ini bermanfaat khususnya bagi peserta Pelatihan untuk calon pelatih PTGA. 

 

      Jakarta, ….   2019

     Direktur Bina Operasi dan Pemeliharaan

    Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

 

 

DAFTAR ISI

 

Kata Pengantar 

Daftar Isi 

Daftar Informasi Visual 

Petunjuk Penggunaan Modul   

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang 

B.    Deskripsi Singkat

C.   Tujuan Pembelajaran 

D.   Pengertian 

E.    Dasar Hukum 

F.    Materi Pokok & Sub Materi Pokok 

 

Materi Pokok 1 : Sistem Irigasi 

A.    Lima Pilar Pengelolaan Irigasi 

B.    Tujuan, Fungsi dan Manfaat Irigasi 

C.   Pemberian Air Irigasi 

D.   Klasifikasi Jaringan Irigasi 

 

Materi Pokok 2 : Prasarana dan Sarana Irigasi 

A.    Prasarana Irigasi 

1.   Bangunan Utama 

2.   Bangunan Pengatur Jaringan Utama 

3.   Bangunan Pengatur Jaringan Tersier

4.   Bangunan Pelengkap 

5.   Saluran Irigasi 

B.    Sarana Irigasi 

1.   Peta Daerah Irigasi 

2.   Skema Jaringan Irigasi 

3.   Skema Bangunan 

4.   Skema Operasi Irigasi 

5.   Sosio Hidro

 

Materi Pokok 3 : Pengelolaan (Manajemen) Irigasi 

A.    Prinsip Pengelolaan Sistem Irigasi 

B.    Manual O&P 

C.   Manual O&P Tingkat Tersier 

D.   Fasilitas O&P 

E.    Sistem Pembiayaan 

F.    Monitoring dan Evaluasi 

G.   Penegakan Hukum 

 

Materi Pokok 4 : Kelembagaan dan Struktur Organisasi Pengelolaan Irigasi 

A.    Kelembagaan Irigasi 

B.    Struktur Organisasi Pengelolaan Irigasi 

 

PENUTUP

A.    Latihan 

B.    Rangkuman

C.   Evaluasi Kegiatan Belajar

D.   Umpan Balik dan Tindak Lanjut

E.    Kunci Jawaban Soal

 

DAFTAR PUSTAKA GLOSERI 

 

 

 

PENDAHULUAN

 

 

A.     Latar Belakang 

Ketersediaan air untuk mendukung budidaya tanaman dapat berasal dari hujan maupun irigasi, tetapi pada saat ketersediaan air hujan terbatas maka irigasi menjadi tulang punggung kegiatan pencapaian produksi tanaman.

Keberadaan irigasi akan sangat mendukung rantai produksi tanaman dari mulai tumbuh sampai berproduksinya tanaman. Dengan demikian tanpa adanya sistem irigasi yang memadai maka sistem produksi pangan tidak dapat berjalan secara maksimal.

Apabila berbicara tentang irigasi, maka tidak semata tentang sistem infrastruktur saja, namun mempunyai unsur-unsur yang saling terkait untuk mencapai satu tujuan manajemen sistem penyaluran, maka sistem irigasi terkait 5 pilar irigasi yaitu : (i) ketersediaan air irigasi; (ii) infrastruktur; (iii) manajemen pengelolaan irigasi; (iv) kelembagaan/institusi irigasi; (v) sumber daya manusia. Agar dapat bekerja sebagai sebuah sistem dan berkelanjutan, maka sistem itu harus berkesesuaian dengan lingkungannya baik lingkungan strategis maupun lingkungan ekologisnya.

 

B.     Deskripsi Singkat

Modul pelatihan ini membahas berbagai materi terkait dengan sistem irigasi yang meliputi lima pilar sistem irigasi, tujuan & fungsi irigasi, prasarana & sarana irigasi, pengelolaan/manajemen irigasi, kelembagaan dan sumber daya manusia pengelola irigasi.

 

C.     Tujuan Pembelajaran

1.    Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran ini diharapkan instruktur mampu menjelaskan mengenai sistem irigasi yang merupakan satu proses manajemen. 

2.    Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah selesai mengikuti pembelajaran ini peserta dapat : a. Menjelaskan secara rinci mengenai sistem irigasi

b.    Menjelaskan secara rinci jenis & klasifikasi irigasi

c.     Sarana & prasarana irigasi, pengelolaaan/manajemen irigasi, kelembagaan dan sumber daya manusia pengelola irigasi.

 

D.     Pengertian

1.     Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat.

2.     Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah.

3.     Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.

4.     Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.

5.     Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.

6.     Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi

7.     Jaringan irigasi primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagisadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya.

8.     Jaringan irigasi sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi- sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya

9.     Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air irigasi dalam petak tersier yang terdiri dari saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter serta bangunan pelengkapnya.

10.  Jaringan irigasi air tanah adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah termasuk bangunan di dalamnya.

11.  Jaringan irigasi desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa.

12.  Operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi adalah serangkaian upaya pengaturan air irigasi termasuk pembuangannya dan upaya menjaga serta mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik. 

13.  Pengaturan air irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi.

14.  Pembagian air irigasi adalah kegiatan membagi air di bangunan bagi dalam jaringan primer, dan/atau jaringan sekunder.

15.  Pemberian air irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier.

16.  Penggunaan air irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dari petak tersier untuk mengairi lahan pertanian pada saat diperlukan.

 

E.     Dasar Hukum

1.      Undang-undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;

2.      Inpres No. 2 Tahun 1984 tentang Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A);

3.      Permen PUPR No. 8/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan

Jaringan Irigasi;

4.      Permen PUPR No. 12 /PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan

Irigasi;

5.      Permen PUPR No. 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi;

6.      Permen PUPR No. 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi;

7.      Permen PUPR No. 23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi;

8.      Permen PUPR No. 30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan

Sistem Irigasi.

 

F. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Sistem Irigasi

1.1. Lima Pilar Irigasi

1.2. Tujuan, Fungsi dan Manfaat irigasi

1.3. Jenis irigasi

1.4. Tipe pemberian air irigasi

1.5. Klasifikasi jaringan irigasi

1.6. Jenis jaringan Irigasi

1.7. Batasan kewenangan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi utama

2. Prasarana Irigasi dan Sarana Irigasi

2.1 Prasarana Irigasi

2.1.1. Bangunan Utama

2.1.2. Bangunan Pengatur

2.1.3. Bangunan Pelengkap

2.1.4. Saluran Irigasi

2.2 Sarana Irigasi

2.2.1. Peta Daerah Irigasi

2.2.2. Skema Jaringan Irigasi

2.2.3. Skema Bangunan

2.2.4. Skema Operasi Irigasi

2.2.5. Peta Sosio Hidro

3. Manajemen Pengelolaan Irigasi

3.1. Prinsip Pengelolaan Sistem Irigasi

3.2. Manual Operasi dan Pemeliharaan

3.3. Manual Operasi dan Pemeliharaan Tingkat Tersier

3.4. Fasilitasi Operasi dan Pemeliharaan

3.5. Sistem Pembiayaan

3.6. Monitoring dan Evaluasi

3.7. Penegakan Hukum

4. Organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) O&P

4.1 Kelembagaan pengelolaan Irigasi

4.2 Sumber Daya Manusia

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MATERI POKOK 1 SISTEM IRIGASI

 

A.     Umum

Sistem irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.

Apabila berbicara tentang irigasi, orang selalu berpikir tentang satu sistem infrastruktur yang rigid dan itu tidak selamanya benar. Teori tentang manajemen, irigasi dapat dibahas dari sudut pandang sebuah sistem karena mempunyai unsurunsur yang saling kait-mengait untuk mencapai satu tujuan manajemen. Sebagai suatu sistem pengaliran maka Peraturan Menteri PUPR No.30/PRT/M/2015 tentang

Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi menganggap irigasi terdiri atas lima (5) pilar irigasi yaitu: (i) ketersediaan air; (ii) infrastruktur; (iii) pengelolaan irigasi; (iv) institusi irigasi; dan (v) manusia pelaku. Kelima unsur tersebut harus saling bersesuaian, berhubungan dan saling terkait sehingga dapat dikatakan bahwa irigasi merupakan suatu sistem. Masing-masing unsur tersebut disebut sebagai sub sistem. 

Pada prinsipnya irigasi adalah upaya manusia untuk mengambil air dari sumber air, mengalirkannya ke dalam saluran, membagikan ke petak sawah, memberikan air pada tanaman, dan membuang kelebihan air ke jaringan pembuang.

Pemberian air irigasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hal-hal sebagai berikut:

1)      Tempat: setiap daerah irigasi mempunyai karakteristik kebutuhan air yang berbeda tergantung dari jenis tanah dan iklim (evapotranspirasi dan curah hujan efektif), serta kehilangan air di saluran.

2)      Jumlah: setiap daerah irigasi memiliki luas dan usaha tani yang berbeda.

3)      Waktu : setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan tanah, pertumbuhan dan panen) mempunyai kebutuhan air yang berbeda.

4)      Mutu : air irigasi harus memenuhi standar mutu irigasi (contoh: salinitas yang sangat rendah).

Oleh sebab itu irigasi disebut sebagai sistem irigasi. Arif dan Subekti (2013) melengkapi kelima pilar irigasi dengan azas hukum serta pembiayaan sehingga lima pilar tersebut menjadi 5 (lima) dan pilar 1 (satu). Agar dapat bekerja sebagai sebuah sistem maka sistem itu harus berkesesuaian dengan lingkungannya baik lingkungan strategis maupun lingkungan ekologisnya seperti terlihat pada gambar 1.

 

Gambar 1.1. LIMA PILAR IRIGASI  

 (arif & subekti, 2013)

 

Pada prinsipnya irigasi adalah upaya manusia untuk mengambil air dari sumber, mengalirkannya ke dalam saluran, membagikan ke petak sawah, memberikan air pada tanaman, dan membuang kelebihan air ke jaringan pembuang.

Pemberian air irigasi tersebut harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hal-hal sebagai berikut :

1)      Tempat  : setiap daerah irigasi mempunyai kebutuhan air yang berbeda tergantung dari jenis tanah dan iklim (evapotranspirasi dan curah hujan efektif), serta kehilangan air di saluran.

2)      Jumlah : petak tersier memiliki luas dan usaha tani yang berbeda.

3)      Waktu : setiap fase tanaman pertumbuhan (fase pengolahan tanah, pertumbuhan dan panen) mempunyai kebutuhan air yang berbeda.

4)      Mutu       : air irigasi harus memenuhi standar mutu irigasi (contoh: pH dan salinitas).

Sistem irigasi dibangun dan dikelola oleh manusia untuk tujuan kesejahteraan manusia, sehingga manusia merupakan unsur utama dalam pembangunan dan pengelolaan irigasi.

Secara fisik sistem irigasi dinyatakan dua pengertian, yaitu jaringan irigasi dan daerah irigasi. Secara fungsional jaringan irigasi dibedakan menjadi empat komponen utama, yaitu bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang dan petak yang diairi.

 

B.         Tujuan, Fungsi dan Manfaat Irigasi  Tujuan: 

     air yang tersedia dapat dipergunakan atau dimanfaatkan secara efektif dan efisien.

     air yang tersedia dibagi secara adil dan merata.

     air yang diberikan ke petak-petak tersier secara tepat cara, waktu dan jumlah, sesuai dengan  kebutuhan pertumbuhan tanaman. 

     akibat negatif yang mungkin ditimbulkan oleh air berlebihan dapat dihindari.

 

Fungsi:

mendukung produktivitas usaha tani guna meningkatkan produksi pertanian dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani.

 

Manfaat irigasi antara lain:

     melancarkan aliran air ke lahan persawahan.

     menyuburkan/meningkatkan kesuburan tanah.

     sebagai tempat budidaya tumbuhan.

     pengatur suhu dalam tanah.

 

C.         Jenis irigasi di Indonesia meliputi :

1) Irigasi permukaan 

Irigasi permukaan adalah sistem irigasi dimana air digenangkan pada tanaman dan dialirkan lewat permukaan tanah, misalnya sistem irigasi pada sawah. Sistem irigasi ini dilakukan oleh sebagian besar petani dalam budidaya pada sawah. 

 

               Bangunan Utama                                  Saluran irigasi permukaan

                              

 

2) Irigasi air tanah

Irigasi air tanah adalah sistem irigasi dimana sumber airnya dari bawah tanah dan dialirkan jaringan irigasi permukaan atau perpipaan dengan menggunakan pompa. Sistem irigasi ini dilakukan pada daerah yang air permukaannya sangat terbatas. 

 

 

                                                        Irigasi Air Tanah

 

 

3) Jaringan Irigasi Pompa 

Jaringan irigasi pompa adalah sistem irigasi permukaan yang pengambilan airnya di sungai atau sumber lainnya dengan menggunakan pompa air.   

 

Irigasi Pompa

 

 

4) Jaringan Irigasi Rawa  

Jaringan irigasi rawa adalah sistem irigasi permukaan yang pengambilan airnya dari rawa. 

 

            Irigasi Rawa Pasang Surut                       Irigasi Rawa Lebak


                                 

 

5) Jaringan Irigasi Tambak

Jaringan irigasi tambak adalah sistem irigasi untuk keperluan budidaya tambak ikan. 

             Irigasi Tambak

D. Tipe Pemberian Air Irigasi

1)      Irigasi genangan : pemberian air dengan digenangkan pada lahan pertanian umumnya untuk tanaman padi

2)      Irigasi tetes/mikro : pemberian air langsung diteteskan pada tanaman dengan menggunakan emiter/penetes dan apabila sumber air tidak cukup bersih diperlukan penyaringan. Metode ini biasanya digunakan oleh petani maju yang membudidayakan Tanaman Bernilai Ekonomi Tinggi (TBET), misalnya melon, semangka, cabe, dll.

3)      Irigasi curah : pemberian air dengan cara membentuk pancaran/semprotan/tetesan mirip hujan ke lahan dengan menggunakan sprinkler dan cocok untuk yang lahannya porus.

4)      Irigasi alur : memberikan air melalui alur-alur yang telah disediakan dan membasahi langsung pada akar tanaman.

 

Irigasi tetes dan irigasi curah belum banyak digunakan oleh petani di Indonesia, tetapi metode ini masih digunakan sebatas pada lahan-lahan penelitian dan lahan yang dibudidayakan oleh petani modern.

Beberapa pertimbangan yang dipakai untuk menentukan cara pemberian air irigasi pada tanaman, antara lain ditentukan oleh ketersediaan sumber air, jenis teknologi yang dipakai, jenis tanaman, topografi, ketersediaan keuangan, dll.

 

E. Klasifikasi Jaringan Irigasi

Klasifikasi jaringan irigasi permukaan ditentukan oleh keberfungsian sistem jaringan irigasi, yaitu (i) mengambil air dari sumber, (ii) mengalirkan air ke dalam sistem saluran, (iii) membagi ke petak sawah, dan (iv) membuang kelebihan air ke jaringan pembuang. Berdasarkan faktor pengaturan dan pengukuran debit aliran serta kerumitan sistem pengelolaannya, maka sistem jaringan irigasi dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) tiga macam, yaitu :

1)  Jaringan Irigasi Sederhana

Jaringan irigasi sederhana dicirikan oleh kesederhanaan fasilitas bangunan yang dimiliki, sehingga operasional pembagian air pada jaringan irigasi sederhana pada umumnya air tidak diukur dan diatur. Kondisi ini mungkin diterapkan jika ketersediaan air berlebihan (pada tanah dengan kemiringan sedang sampai curam) dan jika memiliki keterbatasan ketersediaan air irigasi maka kondisi ini harus segera diatasi.

Jaringan irigasi desa yang banyak dibangun masyarakat secara mandiri kebanyakan dapat diklasifikasikan ke dalam jaringan irigasi sederhana ini.  

 


 Gambar 1.2. Jaringan Irigasi Sederhana

 

 

2)  Jaringan Irigasi Semi Teknis

Jaringan irigasi semi teknis mempunyai ciri bahwa fasilitas-fasilitas yang ada untuk melaksanakan ke empat fungsinya sudah lebih baik dan lengkap dibandingkan jaringan irigasi sederhana.

Misalnya, bangunan pengambilan sudah dibangun permanen, debit sudah diukur, tetapi sistem jaringan pembagi masih sama dengan sistem irigasi sederhana. Hal ini ditunjukkan pemisahan saluran pembawa dan pembuang belum dipisahkan secara baik dan pembagian petak tersier belum dilakukan secara detail, sehingga sulit dilakukan pembagian air.

Pada sistem irigasi ini, biasanya pemerintah sudah terlibat dalam pengelolaannya, misalnya dalam pelaksanaan operasi dan pemeliharaan (O&P) bangunan pengambilan. 

 

Gambar 1.3. Jaringan Irigasi Semi Teknis
 

 
 

3) Jaringan Irigasi Teknis

Jaringan irigasi teknis mempunyai fasilitas bangunan yang sudah lengkap. Salah satu prinsip rancang bangun dalam jaringan irigasi adalah pemisahan fungsi jaringan pembawa dengan jaringan pembuang. Bangunan ukur dan bangunan pengatur sangat dibutuhkan dalam pengaturan air irigasi. Petak tersier menjadi sangat penting karena menjadi dasar perhitungan sistem alokasi air, baik jumlah maupun waktu.

Jaringan irigasi teknis dilengkapi : Bangunan Pengambilan yang permanen, sistem pembagian air dapat diukur dan diatur, serta jaringan pembawa dan pembuang telah terpisah.  

 

 Gambar 1.4. Jaringan Irigasi Teknis

 

 


                         

 


 

 

 

Tabel 1.1

Klasifikasi Jaringan Irigasi

 

No

Parameter

 

Jaringan Irigasi

 

Sederhana

Semi teknis

Teknis

1.

Konstruksi Bangunan

Sederhana

Semi

Permanen/Permanen

Permanen

2.

Pengukuran debit

Tidak ada

Ada

Ada

3.

Pengaturan debit

Tidak ada

Tidak ada

Ada

4.

Fungsi saluran

saluran

pembawa

berfungsi ganda sebagai saluran pembuang 

saluran pembawa dan saluran pembuang tidak sepenuhnya terpisah

saluran pembawa dan saluran pembuang terpisah

 

 

F. Jenis Jaringan Irigasi 1) Jaringan Irigasi Utama

Jaringan irigasi utama meliputi bangunan utama, saluran primer dan sekunder serta bangunan air (bangunan bagi/bagi sadap/sadap) dan bangunan pelengkapnya yang ada di saluran primer dan saluran sekunder.

 

2) Jaringan Irigasi tersier  merupakan jaringan irigasi di petak tersier, mulai saluran tersier, saluran kuarter dan bangunan yang ada di kedua saluran tersebut (boks bagi tersier, boks bagi kuarter dan bangunan air lainnya).

 

Pengelolaan dalam sistem irigasi selama ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan petani. 

§ Pemerintah bertanggung jawab terhadap jaringan utama dengan batas pengelolaan saluran tersier berjarak batas 50 m dari bangunan sadap tersier, 

sedangkan petani melalui P3A bertanggung jawab terhadap jaringan tersier.

Berdasarkan Permen PUPR No. 30 PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi, bahwa pengelolaan irigasi diselenggarakan secara partisipatif. 

 

G. Batasan kewenangan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi utama Batasan kewenangan disamping berdasarkan letak juga berdasarkan strata luasan daerah irigasi dibagi sebagai berikut :

1)    Pemerintah (Pusat) : pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi yang luasnya  >3.000 ha, dan daerah irigasi lintas negara, lintas provinsi dan strategis nasional.

2)    Daerah Provinsi : pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan  sekunder pada daerah irigasi yang luasnya 1.000 ha-3.000 ha, dan daerah irigasi lintas daerah kabupaten/kota.

3)    Daerah Kab/Kota : pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi primer dan  sekunder pada daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1.000 ha dalam 1 (satu) daerah kabupaten/kota

Tabel 1.2. Pembagian kewenangan pengembangan dan pengelolaan

irigasi

No

Parameter

 

Kewenangan

Pusat

Provinsi

Kabupaten/Kota

1.

Pengembangan dan Pengelolaan

Sistem Irigasi

Primer dan

Sekunder

DI.> 3.000 ha

DI : 1.000-3.000 ha

DI. < 1.000 ha

2.

Lintas Negara

Lintas Kab/Kota

Utuh dalam Kab/Kota

3.

Lintas Provinsi

 

 

4.

Strategis

Nasional

(>10.000 ha)

 

 

 

BERSAMBUNG................

 

 

 

 

Komentar

  1. Pengetahuan Baru , Sangat Mengedukasi... πŸ™πŸ‘Chandra Hd

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngapo, namo kau kagak metu ya?? πŸ€£πŸ˜‚

      Hapus
  2. Sangat bermanfaat πŸ‘πŸ‘, tq πŸ™πŸ™

    BalasHapus
  3. Terima kasih modulnya sungguh bermanfaat

    BalasHapus
  4. Trmkasih infonya, sangat bermanfaat sekali...πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah..sangat bermanfaat.. terimakasih.

    BalasHapus
  6. Trima kasih informasinya πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus
  7. Alhamdlilah sngat bermanfaat...πŸ™πŸ™πŸ™

    BalasHapus
  8. πŸ‘πŸ‘di tunggu lanjutanny

    BalasHapus
  9. Trimakasih, sangat bermanfaat. πŸ™ Isa Khoirudin

    BalasHapus
  10. πŸ™πŸ™πŸ™πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»πŸ‘πŸ»

    BalasHapus
  11. Sangat bermanfaat sekali pak informasi nya apalagi untk kami yang non sipil dan minim studi tentang irigasiπŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  12. Trimakasih atas ilmu pengetahuan yang diberikan ������

    BalasHapus
  13. Trim's utk menambah wawasan & referensi di bidang irigasi πŸ‘

    BalasHapus
  14. Tambah wawasan irigasi terima kasih

    BalasHapus
  15. Terima kasih..ditgu lanjutannya..

    BalasHapus
  16. Terima kasih materinya dan untuk dilaksanakan

    BalasHapus
  17. Terima Kasih Pak.. menambah wawasan & referensi di bidang irigasi..

    BalasHapus
  18. Trimakasih, materinya sngt bermanfaat buat ilmu ttg irigasi..

    BalasHapus
  19. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  20. Trims Materi nya πŸ‘πŸ‘

    BalasHapus
  21. Materinya bermanfaat sekali, terimakasih banyak untuk penyusunan modulnya

    BalasHapus
  22. Mokase info nyo pak πŸ™πŸ˜€

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini